Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2019

Niat Membantu Atau Menjadikannya Pembantu - Adilla Osin

#kisahnyata #terjadisekitarkita Niat Membantu Atau Menjadikan Pembantu Nama ku nina umur ku 12 tahun, aku tinggal di Cimahi Bandung. Ibu ku sudah meninggal 4 tahun lalu sedangkan ayahku sudah menikah lagi tak lama setelah ibu meninggal. Aku tidak tinggal dengan ayah, karena aku tidak suka dengan ibu sambung ku. Bukan karena dia jahat sepeti ibu tiri di televisi. Hanya karena aku tak nyaman melihatnya berkeliaran di rumah menggunakan semua yang ibu ku punya dan biasa ia pakai. Itu sedikit mengganggu perasaan ku. Sedih saja rasanya. Mungkin benar aku butuh banyak waktu untuk menerima kenyataan hidup ku. Terlebih umurku belum cukup matang untuk mencerna semua keadaan ini. Sejak ibu meninggal, aku tinggal berasama uwak Ismi. Dirumah itu aku tinggal dengan uwak, ninik, dede Ria, dan teteh Mia. Wak Ismi sudah lama bercerai bahkan sepertinya jauh sebelum ibu meninggal. Dirumah ini aku selalu membantu uwak mengurus rumah, dari mulai mencuci piring, nyapu, ngepel, mencuci baju sampai

Menikah Dengan Security - Ummi Aqeela Qairee

#Penjaga_Hati (Menikah dengan Security) Part 1 By Ummi Aqeela Qaireen Inilah takdirku .... Aku mencoba untuk menjalani semuanya dengan ikhlas. Menempatkan prasangka baik di atas pikiran-pikiran burukku tentang kisah yang tak kupahami ini. Menganggap semuanya seakan biasa, meski sesungguhnya sangat tidak biasa, bahkan luar biasa. Bagaimana tidak? Hari ini, aku terpaksa harus menikah dengan laki-laki pilihan mantan suamiku, sebagai syarat agar kami bisa rujuk kembali. Membayangkannya saja rasanya tak pernah, apalagi harus menjalaninya. Namun, apa boleh buat! Talak tiga sudah terlanjur dijatuhkan padaku dan kini Mas Dipo mengajakku rujuk kembali. Langkah ini mau tak mau harus dilalui agar aku bisa menikah kembali dengannya. "Hallo Sayang ... bagaimana acaranya lancar?" tanya Mas Dipo nun jauh di seberang sana. "Alhamdulillah, Mas. Ini baru saja selesai," jawabku cepat. "Syukurlah ... mas masih banyak kerjaan di sini. Kamu baik-baik aja di

KOND*M RASA RENDANG - Moh Mahbub

KOND*M RASA RENDANG Barusan saya membaca salah satu tulisan tentang k*nd*m, dan si penulis sepertinya agak tercengang dengan rasa k*nd*m yang ternyata berbagai macam jenisnya menyaingi rasa sirup marj*n, saya jadi teringat di suatu hari yang terik, lewatlah artikel berjudul unik 'K*nd*m Rasa Rendang, Varian Baru Setelah Rasa Nasi Lemak' (Plis, tolong akuilah kalian pasti penasaran lalu mulai searching di mbah gugel). Kalau tidak salah perusahaan yang meluncurkan produk ini berasal dari negeri upin ipin sana, omegat!!! Saat artikel itu lewat, Ebuset... berasa pengen koprol seketika. Bayangkan!!! aroma santan dan rempah-rempah menyeruak begitu saja saat momen pertempuran romantis akan di mulai, kalau penggunanya adalah manusia berperut rawan baper seperti saya, dijamin bukan wik-wik yang terjadi, semua keromantisan akan buyar dan berganti imajinasi tentang indahnya tumpukan piring-piring rendang yang berjejer di restoran padang sana. Oh Tuhan ampunilah hambaMu!!! Masih ten

ISTRIKU BOROS - NK Yaini

#istriku_boros ISTRIKU BOROS. "Ragil, istrimu tuh boros banget. Kalau di total sebulan keuntungan tokomu bisa 7 jutaan. Tapi, hidupmu segitu-gitu aja. Lihat tuh istri Mas Imam, pinter ngatur uang. Dengan gaji Mas Imam yg hampir sama kaya kamu, sekarang sudah punya mobil. Itu mereka hidup di Bekasi loh, kota besar! ini istrimu hidup di kampung masa uang segitu ga jadi daging," ucap ibu mertuaku pada suamiku kala itu. Aku mendengarnya dengan jelas dari dalam kamarku. Hatiku sedih sekali rasanya di banding-bandingkan dengan istri kakak iparku. Rumah mertuaku hanya berjarak beberapa meter saja dari rumahku dan beliau hampir setiap hari duduk-duduk di teras rumahku untuk sekedar berbincang dengan suamiku Mas Ragil, putra bungsunya. Sebenarnya, aku tidak keberatan.Tapi, kadang perkataannya membuatku sedih, karena yang dia tuduhkan hanya satu . . . 'Aku istri yang boros' Awalnya, suamiku tidak mendengarkan ibunya. Tapi lama kelamaan . . . "Mah, kamu tuh b

Gaya Hidup - Eti Dwi Riani

Gaya Hidup "Si Murni saban hari perasaan begitu-begitu aje." Ujar Mpok Leha pada Indun. " Die mah menganut garis ngirit alias pelit bin medit." Timpal Mpok Indun. "Saban hari ntu baju nyang dipake ntu..ntu aje padahalan mah suaminye gajinye gede." Mpok Leha mengomentari pakaian Murni. "Aye aje yang lakinye biase aja saban tiap awal bulan beli baju baru, biar apdet gitu. Biar kate ngutang-ngutang juga biar kagak malu-maluin kalo ada kondangan." Ujar Mpok Indun. "Iye, mana di dapurnye panci cuman ade 2 biji ntu aje pantatnye dah pada item gosong-gosong, yaelah.. timbang beli panci nyicil arisan juga bisa." Timpal Mpok Leha. Memang pagi-pagi biasanya mereka sering kumpul dibawah pohon Mangga depan warung Mpok Leha. " Alhamdulillah Mpok Leha, Indun besok malam dapet pesenan siomay buat acara pesta di hotel mewah serebu porsi, bantuin ye Mpok Leha?" "Waah, mau, mau nanti aye bantuin dah." Semangat Mpok Le

ISTRIKU YANG DAHULU BUKANLAH YANG SEKARANG - Rian Gunawan Tanjung

ISTRIKU YANG DAHULU BUKANLAH YANG SEKARANG "Bang, beras kita habis lagi, adek sudah tidak punya uang, pokoknya adek gak mau tau abang harus beli beras!!" Teriak istriku dari dapur, aku hanya bisa mengelus dada. Sejak awal pernikahan kami aku hanya bisa bersabar menghadapi istriku. Istriku bernama Selly, dia kunikahi 6 bulan yang lalu. Awalnya dia sangat baik, dan mau menerimaku apa adanya. Tapi sekarang semenjak dia punya handphone baru hasil dia jualan gorengan dia mulai bersikap pongah. Sebentar sebentar dia membacakan quotes quotes yang dia baca dari facebook untuk menyindirku. Terkadang dia juga mendengarkan ceramah ustad di youtube dan mengeraskan suaranya untuk menyindirku. Jangan tanya dari mana kuotanya karena kami menumpang wifi tetangga baik hati yang mau membiarkan atau bosan menagih karena kami tak pernah membayar iuran beli paket. Uang belanja yang kuberikan padanya sekarang tidak pernah cukup. Padahal aku mendapatkan nya dengan bekerja keras, bahkan

Mampukah Peserta BPJS Kelas 1 bertahan? - Nina Andriyani

Mampukah Peserta BPJS Kelas 1 bertahan? Saya ikut BPJS kelas 1. Saya ikut BPJS untuk apa? Bukan semata-mata untuk berjaga-jaga saja, tapi ya dalam rangka berusaha menjadi warga negara yang baik, karena negara telah memerintahkan. Tapi kalau seperti ini namanya negara telah dzalim kepada masyarakatnya. Karena hanya mengandalkan pada masyarakat yang mereka anggap mampu untuk menanggung subsidi silang. Menanggung tanggungjawab negara untuk kesehatan masyarakatnya. Ya. Telah SAH per 1 januari 2020 ini BPJS naik 100%. Menyambut tahun baru 2020, pemerintah telah menetapkan kenaikan tarif BPJS Kesehatan. Pemerintah resmi menaikkan iuran BPJS Kesehatan sebesar 100 persen mulai 1 Januari 2020. Pengumuman kenaikan tersebut resmi diberlakukan berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 75 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan. Kenaikan 100% terjadi pada peserta PBPU dan Bukan Pekerja (BP) BPJS,  yakni kelas I menjadi R

WANITA MISTERIUS DARI FACEBOOK - Alister N

WANITA MISTERIUS DARI FACEBOOK Setelah sekian lama sibuk bekerja, akhirnya hari ini bisa rebahan sepuasnya. Ada segelas kopi hitam dan nastar. Nastar yang selalu menjadi kue andalan saat akhir tahun tiba. Buatan mama. Niatnya sih mau membaca, tetapi mata ini terganggu dengan satu akun Facebook yang baru saja mengkonfirmasi pertemanan dengan saya. Sekilas tidak ada bedanya akun ini dengan yang lain. Yang buat penasaran adalah isi linimasa akun cewek ini. Ada banyak puisi, potongan syair lagu, dan beberapa vidio kucing. Saya tidak tahu apa puisi-puisi itu ia tulis sendiri atau sekadar mengutip dari berbagai sumber. Sekian lama membaca puisi-puisinya membuat saya semakin gila. Jiwa jomlo merontah-rontah. Saya makin penasaran seperti apa orangnya. Tetapi? Bagaimana cara mendekatinya? Saya tidak punya pengalaman yang bagus soal mendekati cewek. Terakhir kali saya berkencan dengan seorang wanita, berakhir dengan nomor saya diblokir. Akun Facebooknya di Massanger menjadi ‘Penggun

TRAUMA MASA KECIL - GHEA

TRAUMA MASA KECIL Aku yang di anggap anak paling sukses di kampungku, karena memiliki banyak sawah, rumah megah hasil dari kerja di Negeri orang. menyembunyikan rahasia kelam masa kecil. Yang tak ada seorang pun tau dan itu membuat sesak dan trauma dalam hati. Aku adalah anak ke 4 dari 5 saudara. Bapak ku telah meninggal saat aku kelas 1 SD. Ibuku seorang petani, menggarap ladang sepetak peninggalan bapak ku. Kakak pertama ku bekerja di luar kota sebagai pembantu, kakak kedua ku perempuan yang setiap hari bertugas memasak dan mengurus rumah serta momong adik bungsu ku, kakak ketiga ku laki-laki bertugas membantu ibu di ladang. Dan tugas ku adalah menjaga hewan ternak berupa  seekor sapi milik orang lain yang di rawat oleh keluarga ku, jika kelak sapi beranak maka anak nya akan di jual dan di bagi dua dengan ibu ku. Aku menjaga sapi di lapangan penuh rumput agak jauh dari rumah. Orang menyebut nya angon. Saat angon sapi aku tidak sendirian aku berdua dengan tetanggaku yang ku p

Sahabat - Dinda Astari Sinurat

Sahabat “Na, di ATM mu ada uang berapa?” tanyaku pada Aina, saat kami mengantri mengambil wudhu didepan tempat wudhu di mushola kampus. “1,9 juta, Dit. Kenapa?” tanyanya sambil menatap tajam mataku. “Aku ada perlu, aku pakai dulu semua boleh? Seminggu lagi aku bayar. Boleh ya Na. Aku minta tolong banget. Please,” Ku pegang erat tangannya, memandang matanya dengan wajah memelas berharap dia luluh. “Oke, aku kasih. Tapi beneran satu minggu yah. Aku perlu uang pegangan untuk beli obat dadakan soalnya.” “Oke,” jawabku bersemangat lalu memeluk tubuhnya. Aina yang ku peluk malah mendorong jidatku agar aku melepaskan pelukannya. Aina adalah sahabat terdekatku. Dia merupakan anak yang taat dan mandiri. Sholat dan ibadah shunnah tidak pernah lepas dari dirinya. Bahkan dia sering membawa Al Qur’an kecil untuk dia baca saat menunggu jam perkuliahan selanjutnya. Aina juga anak yang cerdas, menjadi sahabatnya berhasil menyelamatkanku dari telat wisuda. Sebelum dekat dengannya IPku hanya be